Mercusuar Cikoneng, Anyer Saksi Sejarah Kedahsyatan Krakatau

Perjalanan kami ke Mercusuar Cikoneng di Anyer, Banten berlalu hampir 4,5 tahun yang lalu. Saya ingin menuliskan perjalanan ini ketika membuka-buka kembali album foto di Facebook. Bertiga kami berangkat dari halte bus RS Harapan Kita, Jakarta menunggu bus Jakarta-Merak yang akan membawa kami.

Bus yang kami tumpangi cukup padat dengan penumpang meskipun saat itu belum pukul 07.00 pagi. Sekitar dua jam kemudian kami tiba di pinggiran kota Cilegon karena bus tidak masuk ke dalam kota maka kami harus melanjutkan perjalanan naik mobil angkot ke Simpang Cilegon. Dari sini, perjalanan dilanjutkan dengan mobil angkot menuju Cikoneng, Anyer (just make sure you ask the driver that the car goes to that destination).

Perjalanan dari Cilegon ke Anyer terasa lambat, belum lagi jalanan yang rusak/berlubang yang membuat angkot kami berjalan terseok-seok. Hampir satu jam kemudian, sopir memberi tahu kami telah sampai di tujuan.

Angin membawa aroma asin air laut. Suasana di sekitar mercusuar masih sepi. Kami berjalan menuju pantai yang berada di kawasan mercusuar ini, menghirup udara segar pantai.

image

Kami beristirahat sejenak, menikmati bekal yang kami bawa dari Jakarta. Setelah melihat-lihat sekeliling pantai, kami segera menuju ke mercusuar.

Mercusuar Cikoneng pernah saya sebut di tulisan saya tentang Belitung, ya mercusuar ini adalah saudara kembar mercusuar yang ada di Pulau Lengkuas, Belitung. Mercusuar yang dibangun pada 1806 oleh Pemerintah Hindia Belanda ini rusak parah pada 1883 terhantam batu yang dikeluarkan oleh erupsi Gunung Krakatau. Mercusuar roboh ke arah timur, adapun batu yang menghantam mercusuar itu jatuh di Sungai Kampung Bojong, Anyer.

Mercusuar Cikoneng memiliki peran yang sangat penting bagi kapal-kapal dagang VOC yang melintasi Selat Sunda, jalur pelayaran internasional pada waktu itu. Pada masa pemerintahan ZM Willem III tahun1885, mercusuar ini dibangun kembali agak menjauh dari pantai untuk menghindari abrasi.

Kami menemui penjaga mercusuar dan meminta izin untuk naik hingga ke puncak. Tidak ada tiket resmi untuk berkunjung ke mercusuar, kami hanya diminta memberi sumbangan seikhlasnya untuk perawatan mercusuar. Jika sepi pengunjung, mercusuar ini dikunci. Rumah penjaganya ada di sebelah mercusuar.

image

Bagian dalam mercusuar agak remang-remang, perlahan-lahan kami menaiki tangga besi dari lantai satu menuju puncak mercusuar di lantai 16 dan 17. Perjalanan menuju puncak mercusuar cukup melelahkan. Kami berhenti beberapa kali, di lantai 14 ada jendela terbuka yang menunjukkan pemandangan ke laut lepas.

image

Akhirnya sampai juga kami ke lantai 16. Di lantai ini ada deck di mana kita bisa melihat pemandangan laut maupun daratan di sekitar mercusuar. Indahnya, serasa hilang rasa capek ketika menaiki tangga tadi.

image

image

Lalu, di lantai 17 atau lantai teratas ada apa? Lantai teratas adalah tempat lampu mercusuar berada. Lampu inilah yang memandu kapal-kapal agar tidak menabrak karang.

image

Di kawasan ini juga terdapat penginapan berupa rumah- rumah panggung dari kayu yang berwarna natural. Kelihatannya nyaman, sayang kami belum sempat survei lebih dekat ke penginapan tersebut. Namanya Wisma Primkokarmar dan dikelola oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla). Informasi lebih lengkap tentang wisma ini bisa dilihat di http://www.anyerpedia.com/wisma-primkokarmar-anyer/

image

2 thoughts on “Mercusuar Cikoneng, Anyer Saksi Sejarah Kedahsyatan Krakatau

Leave a comment