Hari ketiga di Penang. Pagi yang cerah diawali dengan sarapan di hostel. Kali ini sarapan pilihan saya adalah nasi lemak.
Rencananya saya ingin ke Kek Lok Si Temple dan Butterfly Farm. Tetapi, karena kedua tempat wisata itu ternyata berjauhan, saya harus memilih salah satu. Akhirnya saya putuskan untuk mengunjungi Taman Rama-rama atau Penang Butterfly Farm di Teluk Bahang.
Dari Weld Quay terminal saya naik Rapid Penang Bus 101 yang Teluk Bahang, ongkosnya RM 4. Sopir agak bingung waktu saya bilang mau ke Butterfly Farm, jadi bilang saja mau ke Taman Rama-rama pasti dia mengerti.
Perjalanan dari Terminal Bus Weld Quay, George Town ke Teluk Bahang sekitar satu jam. Sebelum sampai ke Teluk Bahang, Anda bisa melihat pemandangan Pantai Batu Ferringhi yang di lewati oleh bus ini.
Sampai di Teluk Bahang, ternyata bus tidak lewat di depan Butterfly Farm. Dari bus stop terakhir di Teluk Bahang, Anda harus berjalan ke arah selatan sekitar 1 km sebelum sampai ke Butterfly Farm. Di sini juga ada taksi yang menawarkan jasa untuk mengantar Anda sampai ke Butterfly Farm dengan harga RM 10. Sebenarnya tarif taksi itu cukup mahal untuk jarak pendek, tetapi karena saya belum pernah ke Butterfly Farm dan tidak ingin berjalan di siang hari yang cukup panas, saya pun akhirnya naik taksi.
Sopir taksi yang membawa saya ke Butterfly Farm bercerita kalau dia baru saja mengantar sepasang suami istri orang Arab yang tengah bulan madu di Penang. Rupanya cukup banyak turis dari Arab yang datang ke Penang Butterfly Farm. Ketika saya berkunjung ke sana, saya melihat ada beberapa keluarga turis Arab yang berkunjung. Tiket masuk untuk wisatawan asing di Butterfly Farm ini adalah RM 27 untuk orang dewasa dan RM 15 untuk anak-anak di atas 3 tahun.
Butterfly Farm ini dibangun pada tahun 1986 oleh David Goh, untuk memperkenalkan entomology (ilmu tentang serangga) kepada masyarakat di Malaysia. Taman seluas 8 hektare ini memiliki koleksi 5.000 kupu-kupu yang terdiri dari 78 species.
Selain kupu-kupu, di sini juga terdapat berbagai serangga, ada kolam ikan dengan berbagai jenis ikan dari koi hingga arapaima gigas (ikan raksasa dari sungai Amazon). Juga terdapat museum di mana kita dapat melihat koleksi bermacam kupu-kupu dan daur hidup mereka dari ulat hingga menjadi kupu-kupu.
Kemudian ada berbagai benda relik bersejarah dan koleksi patung-patung kuno dan toko souvenir. Di toko souvenir ini ada t-shirt, gantungan kunci, pembatas buku, magnet, dan berbagai souvenir lainnya. Ssst, banyak souvenir yang dijual di sini mirip dengan berbagai souvenir yang bisa kita temui di Bali, Indonesia. Harganya pun jauh lebih mahal kalau dibandingkan dengan harga souvenir di Bali.
Cari bus 101 gampang ga dr butterfly farm k komtar, scara waktu dr floating mosque nunggunya sampe 2 jam. Kata salah satu penumpang sih, busnya emg jarang krn rutenya jauh
LikeLike
Memang bus 101 jarang sekali. Saya juga menunggu cukup lama, akhirnya jalan kaki dulu dari Butterfly Farm ke halte bus yg dekat bundaran yg ada patung nanas raksasa tuh. Kalau jalan bareng teman, sebenarnya lbh murah karena bisa patungan naik taksi.
LikeLike
It’s a shame you don’t have a donate button! I’d
certainly donate to this brilliant blog! I suppose for now i’ll settle for book-marking and adding your RSS feed to my Google account.
I look forward to fresh updates and will talk about this blog with
my Facebook group. Chat soon!
LikeLike
Hi Franchesca, thanks for reading my blog. I hope you will read my other posts 😀
LikeLike